KALIMAT
EFEKTIF
Pengertian
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif
mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya
seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Ciri
ciri kalimat efektif
a.
Kesepadanan
Struktur
b.
Keparalelan
Bentuk
c.
Ketegasan
Makna
d.
Kehematan
Kata
e.
Kecermatan
Penalaran
f.
Kepaduan
Gagasan
g.
Kelogisan
Bahasa
1.
Kesatuan
gagasan.
Setiap kalimat yang baik harus jelas
dan memperlihatkan kesatuan gagasan yang mengandung satu ide
pokok.Kesatuan gagasan jangan diartikan hanya terdapat suatu ide yang
tunggal. Bisa terjadi kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
atau lebih. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan itu dimiliki oleh
subjek, predikat dan kurang lebih objek itu dapat berbentuk
kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan dan kesatuan
yang mengandung pertentangan.
Contoh kesatuan gagasan sbb:
a.
Kesatuan tunggal.
Semua penduduk desa mendapat penjelasan mengenai
rencana pembangunan
lima tahun.
b.
Kesatuan gabungan.
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan
telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu.
c.
Kesatuan
pertentangan.
2. Kepaduan
Kepaduan dalam sebuah kalimat akan terpenuhi apabila
kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan
gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan
demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu, berkaitan satu
sama lain, untuk mendukung gagasan utama. Untuk membangun kepaduan
kalimat-kalimat dalam paragraf.
Kalimat
efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
·
Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
·
Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek-
verbal-pasien.
·
Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata
daripada / tentang.
Contoh:
-
Budi
membicaran tentang pengalaman liburannya.
(Tidak efektif)
-
Budi
membicarakan pengalaman
liburannya. (Efekti)
3. Kelogisan
Logis yang dimaksud di sini berati
ide kalimat itu dapat diterima oleh akal. Kelogisan kalimat erat kaitannya
dengan ketatabahasaan.
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan
sesuai dengan kaidah EYD
Contoh:
-
Bapak
kepala sekolah kami persilahkan!
-
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
-
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
-
Jalur ini terhambat oleh iring- iringan ambulance.
4. Kehematan Kata
Yang
dimaksud dengan kehematan kata dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.artinya membuang kata
yang memang tidak perlu,sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Untuk
menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan
adalah:
1.
Menghilangkan pengulangan subjek. contoh:
-
Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
-
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya :
-
Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
-
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2.
Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh:
-
Ia memakai baju warna merah.
-
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya :
-
Ia memakai baju merah
-
Di mana engkau menangkap pipit itu?
3.
Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh:
-
Dia hanya membawa badannya saja.
-
Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
-
Dia hanya membawa badannya.
-
Sejak pagi dia bermenung.
4.
Tidak menjamakkan kata- kata yang berbentuk jamak, contoh:
-
Para tamu-tamu
-
Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
-
Para tamu
-
Beberapa orang
5.
Pemakaian Kata Depan Dari dan Daripada
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal-usul). Contoh:
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal-usul). Contoh:
-
Anak dari tetangga saya Senin ini dilantik menjadi dokter.
-
Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada
rakyat harus diutamakan
Perbaikannya :
-
Anak tetangga saya senin ini dilantik menjadi dokter
-
Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan rakyat
harus diutamakan.
5. Penekanan
Penekanan dalam kalimat
adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada
salah satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat
perhatian dari pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi
penekanan atau penegasan agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami.
1. Meletakkan kata yang
ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada
dirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada
dirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2. Membuat urutan kata yang
bertahap
Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan
kata (repetisi).
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan
terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5. empergunakan partikel
penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
6. Penggunaan Ejaan
Ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan
kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna.